Tampilkan postingan dengan label Sepakbola. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sepakbola. Tampilkan semua postingan

Mengintip Latihan TIMNAS U-19, Pertemuan Singkat Dengan Hanis Sagara Putra

10/28/2017 03:37:00 PM
Saddil Ramdani & Sagara Putra Selesai Latihan. Doc Pribadi.
Pagi itu di Lembang, sinar mentari mulai terik menyinari seluruh area lapangan Football Plus Arena, tempat dimana TIMNAS U-19 berlatih. Coach Indra Sjafri menyudahi latihan sekitar pukul 08:00 WIB. Disela-sela saya memotret pemain timnas yang lalu lalang hendak menuju bus, tiba-tiba ada yang menyapa saya, “Hei Bang, sampai dari kapan?”. Saya sedikit terkejut, yang memanggil ternyata Hanis Sagara Putra, satu dari dua striker yang dimiliki TIMNAS U-19 saat ini. Sagara sangat membantu mewujudkan tujuan saya datang ke Bandung, yang pertama, saya ingin merekam momen TIMNAS U-19 latihan dan yang kedua meminta tanda tangan para pemain di jersey timnas yang saya bawa.

Sedikit profil Sagara yang saya ketahui, Hanis Sagara Putra lahir di Bojonegoro, 08 September 1999, bakat olahraga Sagara sudah timbul dari kecil, masuk ke jenjang pendidikan, berbagai prestasi olahraga pernah Sagara ukir bagi sekolah nya. Sagara juga menimba ilmu di SSB IM (Indonesia Muda) Bojonegoro, dengan kegigihannya, Sagara mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi TIMNAS Junior arahan Indra Sjafri, dari lima orang yang dipanggil ikut seleksi, Sagara menjadi satu-satunya yang terpilih mewakili Bojonegoro. Selanjutnya Sagara kembali terpilih untuk mewakili Jawa Timur ke Jakarta, kali ini bersama Feby Eka dan Rachmat Irianto. Seperti yang kita ketahui, ketiga orang tersebut hingga kini masih bermain untuk TIMNAS U-19 yang akan berlaga di Korea Selatan nanti.

Hanis Sagara Putra merupakan sosok yang santun, ditengah popularitasnya yang sedang melonjak bersama teman-teman TIMNAS U-19, Sagara tidak terkena efek “star syndrome”, Sagara menyalami saya sambil sedikit membungkukan badannya menandakan hormat kepada seseorang yang lebih tua. Sagara adalah sosok remaja berprestasi yang tetap membumi. Setelah kami berbincang singkat, Sagara pamit menuju bus untuk kembali ke penginapan.

Candid Momen. Doc Pribadi.
Agenda timnas hari itu cukup longgar, latihan hanya dilakukan pagi, ada waktu bebas bagi pemain untuk menghabiskan waktu diluar sampai makan siang tiba. Sebagian besar para pemain pergi refreshing ke kota Bandung, dan sisanya lebih memilih beristirahat di penginapan, salah satu pemain yang memilih beristirahat adalah Sagara. Saya menghubungi Sagara untuk bertemu siang nanti, yakni setelah saya kembali dari alun-alun Bandung untuk mengambil jersey TIMNAS Indonesia. Singkat cerita, jersey TIMNAS yang rencananya akan saya minta ditanda tangani para pemain tertinggal di rumah, saya menghubungi beberapa kolektor sekaligus penjual jersey original di Bandung, dan Alhamdulillah jersey TIMNAS sudah ditangan siang itu.

Pada mulanya sambil sedikit berkelakar, saya mengajukan diri bertemu di kamar Sagara dan kawan-kawan, namun saya sendiri ragu akan diizinkan oleh tim offisial timnas. Dengan berbesar hati, Sagara sendiri yang menghampiri ke kamar saya, “ya udah bang, saya ke kamar mandi dulu, saya habis itu kesitu, terus langsung mau terapi ya”, isi pesan Sagara ke saya di whatsapp siang itu.

Sepuluh menit berselang pintu kamar diketuk, yang ditunggu akhirnya datang juga. Saya sedikit khawatir Sagara akan dilarang masuk ke kamar saya oleh offisial TIMNAS, karena posisi kamar saya persis disebelah kamar tim dokter dan fisioterapis. Tapi Alhamdulillah tidak ada masalah. Saya langsung menyodorkan Jersey Timnas dan spidol yang tergeletak dikasur, “loh baru satu bang?”, celetuk Sagara yang melihat jersey saya baru ditandatangai M Rafli. “Ia Gar, teman-teman Sagara yang lain kan biasa lewat depan kamar saya, nanti coba saya cegat lah satu-satu”, jawab saya sambil sedikit tertawa.

Ricardo Izecson dos Santos Leite alias Kaka adalah inspirasi sekaligus idola bagi Sagara. Hanis Sagara Putra sepertinya cukup terinspirasi dengan gaya bermain Kaka, soalnya jika saya perhatikan beberapa gesture bermain Sagara mirip dengan Kaka. Untuk ukuran striker saya rasa Sagara harus sedikit menambah bobot badan, soalnya Sagara masih agak kurus bagi saya. Tapi sebagai seorang striker, Sagara punya kelebihan yang patut diacungi jempol, Sagara tau dimana posisi yang bagus untuk mencetak gol, dan instingnya tau kemana rekan-rekannya akan mengumpan bola. Terlihat jelas dari beberapa gol yang pernah ditorehkan Sagara saat AFF, dan saat latihan pun saya melihatnya seperti itu, Sagara kerap mencetak gol hasil dari umpan kerjasama tim. He has the ability to be in the right place at the right time.

Selfie Selepas Berbincang. Doc Pribadi.
Pertemuan singkat dengan Hanis Sagara siang itu ditutup dengan sedikit rekaman untuk intro di video saya nanti dan tak lupa mengabadikan moment tersebut dengan berselfie. Besar harapan saya Sagara dan striker muda lokal lainnya berlatih lebih giat dan segera menemukan klub kasta tertinggi agar jam terbang dan kemampuannya semakin terasah, sehingga stok striker lokal untuk masa mendatang tidak akan pernah habis. Dari 200 juta lebih penduduk Indonesia saya yakin banyak sekali yang berbakat menjadi pemain sepakbola Indonesia, memang tidak ada yang salah import dari pemain keturunan (dibaca : naturalisasi) tapi kenapa tidak dengan memanfaatkan potensi pemain lokal?, tinggal bagaimana Indonesia serius membangun sepakbola yang maju dan membina pemain muda berbakat sebaik mungkin.

Selamat berjuang untuk TIMNAS U-19 di Kualifikasi Pra Piala Asia dan putaran final nanti. Jadikan setiap pujian dari pendukung sebagai motivasi bukan sebagai kelemahan. Satu hal yang membuat saya bangga menjadi bangsa Indonesia adalah karena olahraga. Haru biru perjuangan para atlet bangsa yang mengharumkan Indonesia akan saya apresiasi setinggi-tingginya dalam benak saya. Bravo Garuda Nusantara.

Mengintip Latihan TIMNAS U-19, Generasi Sepakbola Harapan Bangsa

10/28/2017 03:10:00 PM
Coach Indra Sjafri Sedang Memberikan Arahan. Doc Pribadi.
Bicara soal sepakbola tanah air, masih ingat dalam benak saya ketika pil pahit harus ditelan oleh seluruh penggiat dan penikmat sepak bola di Indonesia, belakangan karena kisruh kepengurusan PSSI dan intervensi pemerintah yang berujung banned dari FIFA di bulan Mei 2015.

Setahun berselang, yakni pada hari Jumat, 13 Mei 2016, menjadi hari yang paling membahagiakan bagi dunia sepakbola tanah air, karena pada hari itu FIFA resmi mencabut sanksi bagi Indonesia. Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Presiden FIFA Gianni Infantiano pada kongres FIFA di Meksiko, 12 - 13 Mei 2016. Tak lupa saya ucapkan syukur yang sebesar-besarnya karena kerinduan terhadap euforia sepak bola tanah air sudah sangat mendalam.

Angin segar kembali datang, kepengurusan PSSI yang kusut dirombak, ketua PSSI baru telah terpilih, Pangkostrad Edy Rahmayadi kini menahkodai induk organisasi sepakbola Indonesia. Harapan baru tentunya, dan tugas berat pula untuk beliau mengembalikan citra dan kualitas sepak bola tanah air. Sejauh kepengurusan beliau, yang saya lihat perkembangannya cukup baik meskipun masih jauh dari kata sempurna. Belum lama ini viral di media mengenai rusuh antar pemain, rusuh antar supporter hingga menimbulkan korban, menurut saya itu problem yang sering terjadi dari tahun-tahun yang lalu. Tidak bijak rasanya jika federasi selalu dikambing hitamkan perihal problematika sepakbola tanah air tersebut, karena seyogyanya pihak federasi juga mencari solusi yang terbaik demi kemajuan sepakbola tanah air. Yang saya rasakan justru perlunya kedewasaan dari tim peserta liga indonesia, kedewasaan dari supporter dan sikap professional pihak-pihak yang terlibat langsung terhadap sebuah pertandingan sepakbola tanah air. Anarkisme menunjukan ketertinggalan sikap dan mental kita dalam persaingan global, sudah saatnya berubah, Indonesia cukup berpotensial untuk bersaing dilevel dunia.

Bicara soal prestasi, harapan masyarakat Indonesia saat ini sedang tertuju kepada TIMNAS U-19 Garuda Nusantara arahan Indra Sjafri, teranyar tim ini berhasil menduduki peringkat 3 AFF Cup U-18 di Myanmar, meskipun secara kualitas seharusnya mereka bisa juara, namun apa daya keberuntungan belum berpihak. Kualitas permainan tim yang diasuh coach Indra Sjafri selalu menjadi daya tarik dan enak untuk ditonton, gaya permainannya modern, gak salah saya mengidolakan beliau dari semenjak menukangi TIMNAS junior era Evan Dimas.

Hanis Sagara Putra & Salah Satu Tim Pelatih. Doc Pribadi.
Menjelang akhir bulan oktober 2017, TIMNAS U-19 Garuda Nusantara melakukan pemusatan latihan di Lembang, Bandung, dalam rangka persiapan laga kualifikasi Piala Asia U-19 di Korea Selatan. Meski sudah dipastikan masuk putaran final karena bertindak sebagai tuan rumah, namun pihak AFC tetap memperbolehkan Indonesia mengikuti kualifikasi. Sebuah kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin tentunya untuk melihat peta kekuatan calon-calon lawan nanti di putaran final. Oh ya, Saya berkesempatan melihat langsung mereka latihan di Bandung dan juga bertemu dengan beberapa pemain.

Berbekal informasi dari salah satu striker TIMNAS U-19 yang berhasil saya hubungi via Whatsapp, selepas pulang kerja saya langsung bertolak ke Bandung, semua serba ekspres, persiapan pakaian, tiket travel dan booking penginapan di tempat yang sama dengan para pemain saya lakukan dalam waktu 30 menit saja. Nekat abis!.

Start dari Bogor setelah magrib, saya tiba di Green Forest Resort Bandung sekitar pukul 22:00 WIB. Saya merasa menjadi manusia yang sangat beruntung pada saat itu, pertama karena kondisi jalan yang lancar sampai tiba ditujuan, lalu pada saat check in tiba-tiba resepsionis mengupgrade tipe kamar saya tanpa dikenakan biaya tambahan, saya hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Keberuntungan saya berlanjut dan yang ini yang paling saya syukuri, yakni kamar yang saya tempati berada disatu area dengan para pemain timnas dan official. Persis disebelah kamar saya adalah kamar tim dokter & fisioterapis TIMNAS, berturut-turut kesamping dan dilantai atas merupakan kamar para pemain, suara mereka sedang mengobrolpun nyaring terdengar sampai ke kamar saya. How lucky I am!.

Kamar Para Pemain TIMNAS U19 Di Green Forest Resort Bandung.
Gelap malam yang pekat perlahan mulai hilang, pagi-pagi sekali pintu kamar saya diketuk oleh seseorang, rupanya itu dari tim pelatih yang bermaksud membangunkan semua pemain, saya pun ikut terbangun sambil menahan tawa. Selepas sholat subuh, tirai kamar saya buka, tampak jelas sekali berseliweran para pemain timnas yang bergegas berganti pakaian. Hanis Sagara, Feby Eka, M Lutfi, Syahrian Abimanyu, Witan, Rafli, Resky, Rifad dan lainnya tampak saya kenali karena seringnya melihat mereka di Televisi saat pertandingan. Saya masih menahan diri pada saat itu untuk tidak keluar dan memanggil mereka, karena mereka sedang TC, khawatir mengganggu.

Sesi Latihan Pagi Di Football Plus Arena Bandung. Doc Pribadi.
Pukul 06.00 WIB pagi, tim dan offisial bergegas menuju ke Football Plus Arena untuk melaksanakan latihan. Tak berapa lama saya pun bergegas menyusul kelapangan karena hendak merekam moment latihan para pemain. Lokasi football plus arena jaraknya terbilang dekat dari tempat menginap, cukup dekat hanya dengan berjalan kaki. Saya menjadi fans pertama yang datang ke lokasi latihan pada saat itu.

Para Mentri Pertahanan. Doc Pribadi.
Selain karena cuaca dingin, melihat coach Indra Sjafri memberikan arahan kepada para pemain itu rasa-rasanya bikin merinding, saya masih setengah tak percaya bisa melihat secara langsung coach Indra Sjafri dalam sesi latihan timnas. Cara komunikasi dan gaya melatihnya buat saya sendiri sangat enak dicerna, mungkin hal tersebut yang menjadi satu dari beberapa faktor suksesnya coach Indra Sjafri membentuk tim sepakbola yang permainannya selalu apik. Coach Indra Sjafri aset sepakbola Indonesia yang harus diperhitugkan dan dijaga, semoga panjang umur & sehat selalu ya coach!.

Bersambung... (Mengintip Latihan TIMNAS U-19, Pertemuan Singkat Dengan Hanis Sagara Putra)

Aksi Bela TIMNAS 312 & Kerinduan Supporter Yang Terobati.

12/05/2016 08:28:00 AM
Suasana Pakansari, 3/12/16. Doc Pribadi
Tanggal 3 Desember menjadi hari yang bersejarah bagi Kabupaten Bogor, mengapa demikian?, karena pada hari tersebut untuk pertama kalinya di Kabupaten Bogor diadakan pertandingan sepakbola Tim Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Vietnam dalam rangkaian event Suzuki AFF Cup 2016. Pertandingan tersebut merupakan leg pertama Semifinal yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.

Suasana Malam Stadion Pakansari. Doc Pribadi
Stadion Gelora Bung Karno yang biasanya digunakan sebagai laga kandang sedang direnovasi dalam rangka persiapan menjelang Asian Games nanti di Jakarta. Maka dari itu pihak PSSI menunjuk Stadion Pakansari sebagai laga kandang semifinal leg pertama. Meski infrastruktur diluar stadion masih terdapat pembangunan namun di dalam Stadionnya sendiri sudah cukup baik dan rapih.

Lokasi stadion yang strategis sangat tepat dijadikan laga kandang TIMNAS karena animo masyarakat di daerah Jakarta & sekitarnya sangat tinggi. Tiket yang disediakan panitia habis terjual, stadion yang berkapasitas 30.000 penonton terisi penuh. Laga ini merupakan laga yang cukup emosional karena sudah lama dinanti masyarakat Indonesia.

Suasana Penonton Memadati Area Stadion. Doc Pribadi

Jalannya pertandingan babak pertama dibuka oleh gol Indonesia yang dilesakan pemain Barito Putra, Hansamu Yama Pranata. Beberapa menit berselang giliran pemain Vietnam yang menjebol gawang Kurnia Meiga lewat penalty yang kontroversial, score 1 - 1 hingga babak pertama usai.

Indonesia 2 - 1 Vietnam. Doc Pribadi
Tensi pertandingan cukup panas, terlihat dari beberapa pelanggaran yang memicu emosi para pemain kedua belah pihak. Beruntung bagi Indonesia, di menit 49, aksi cerdik Stefano Lilipaly dikotak penalty lawan dijegal bek Vietnam yang berbuah penalty. Boaz Salossa sebagai aljogo sukses merubah kedudukan, sekaligus mengunci kemenangan Indonesia dengan skor 2 - 1.

Animo supporter Indonesia sangat luar biasa dan "nggak ada matinya", saya sendiri yang menonton langsung ke Stadion Pakansari dibuat merinding dengan hebohnya para supporter apalagi ketika lagu Indonesia Raya berkumandang. Luar biasa!!.



Sejujurnya kalau saya lihat, dari segi permainan, TIMNAS kita sebenernya cukup mengkhawatirkan, saya pribadi sih agak bingung dengan taktik pelatih, banyaknya kesalahan passing apalagi oleh bek yang bikin penonton di Stadion deg-deg-an. Berbeda dengan Vietnam yang bermain taktis dan tenang. Tapi sebenarnya point penting dari pertandingan malam tadi adalah, rasa kangen supporter sepak bola tanah air yang terobati dengan kembalinya TIMNAS ke ajang internasional menyusul "banned" yang diterima sebelumnya dari FIFA. Nonton TIMNAS langsung di Stadion euforianya luar biasa dan bikin nagih. Dan perjuangan tanpa lelah skuad Garuda semakin tambah semangat para Supporter tanah air. Selamat berjuang di leg ke 2 Indonesia, mari bangkitkan gairah sepak bola Tanah Air.
Diberdayakan oleh Blogger.